PELAJARAN XV
Safinatun Naja. Wahai anakku, tidak ada
kebaikan bagi orang yang sedikit muruahnya (kurang menjaga kehormatan diri),
membuat dirinya hina dalam pandangan umat dan teman pergaulan. Apabila
seseorang dihina dan dicela, dia akan merasa rendah diri serta kehilangan
kemulian dirinya.
Wahai anakku,
kepribadian orang-orang seperti itu bukanlah watak dan kepribadian orang-orang
yang mempelajari Dien, dan tidak patut dimiliki oleh orang-orang yang memegang
teguh ajaran syariat Islam.
Wahai anakku, jaga dan
peliharalah sifat muruahmu, janganlah engkau dudukkan dirimu bukan pada
tempatnya. Peliharalah dan jaga dirimu dari pergaulan dengan orang-orang yang
rendah akhlaqnya dan tercela. Angkatlah kehormatan dirimu dari sifat-sifat
kehinaan, janganlah engkau menjadi budak perutmu (hidup untuk makan ibarat
binatang) dan janganlah engkau menjadi budak hawa nafsu syahwatmu dengan
memperturutkan apa yang dikehendaki.
Wahai anakku, fakir
(kekurangan) dalam masalah harta tidaklah menjadi tercela bagi umat manusia.
Seseorang akan tercela apabila tidak memiliki sifat muruah, bukan karena
sedikit hartanya. Seseorang akan mendapat pujian jika memiliki sifat muruah dan
baik dalam bergaul dengan keluarga dan temanya, jadi bukan karena banyak harta.
Sebagian dari sifat
wara’ (orang yang dalam ilmunya) ialah menjaga wajahmu dari kehinaan meminta-minta,
ridla untuk hidup sederhana apa adanya, makan hanya sekedar untuk penguat badan
saja, sebagaimana diterangkan dalam hadits syarif, dari Nabi saw.: “Tidaklah
anak adam (umat manusia) memenuhi suatu wadah yang lebih jelek dari pada
perutnya. Hanya sekedar kebutuhan untuk mempertahankan kekuatan tubuhnya saja
dia makan. Apabila merasa harus makan banyak, maka hendaklah dibagi isi
perutnya, yaitu: sepertiga untuk menyimpan makanannya, sepertiga untuk
menyimpan minumnya, dan sepertiga lagi untuk pernafasanya.” (Hadits riwayat
Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari Miqdad bin Ma’dikariba)
Janganlah engkau
memancing seorang untuk mengungkapkan sesuatu yang telah diberikan kepadamu
baik berupa barang ataupun yang lainnya, itu merupakan kesenangan sementara
saja.
Sebagian lagi dari cara
menjaga kehormatan diri ialah engkau selalu melihat dengan penuh kasih sayang
kepada fakir miskin dan orang-orang yang sangat membutuhkannya.
Termasuk cara menjaga
kehormatan diri yang lain ialah apabila engkau memberikan pertolongan kepada
salah seorang teman baik dengan harta
ataupun lainnya, Janganlah engkau jadikan jalan untuk menghina dan mencelanya.
Wahai anakku, sebagian
dari syahamah (mencegah hawa nafsu) ialah memaafkan orang yang bersalah atau
berbuat jahat kepada dirimu, sekalipun dirimu mampu dan kuat untuk membalasnya.
Bagian lain dari syahamah ialah berkata benar, sekalipun pada diri sendiri dan
juga menjaga kehormatan diri sekalipun engkau hidup fakir tanpa dan papa dari
harta.
Wahai anakku, orang
yang tidak menjaga ‘izzatin nafsi (kemulian diri), maka tidak akan manfaat
harta dan yang lainnya untuk mencapai suatu kemulian.
Kemulian diri adalah
lebih utama dan lebih mulia daripada kemulian harta benda. Sebagian dari
kemulian diri ialah menunjukkan akhlaq yang baik dihadapan umat manusia,
sekalipun engkau fakir. Tidak memperlihatkan hajat kebutuhanmu kepada seseorang
yang dekat denganmu. Sebagian lagi dari kemulian diri ialah bersabar dikala
mendapatkan kesulitan hidup, dengan kesabaran yang terpuji dan berserah diri
kepada Allah, janganlah meminta bantuan selain kepada Rabbmu.
Wahai anakku, sebagian
dari ‘izzah nafsi, muruah dan syahamah ialah menjauhkan diri dari melakukan
perbuatan yang hina dan rendah untuk dirimu, jauhi perbuatan yang dapat
menjatuhkan harga diri serta juga menjauhi perkara-perkara yang dapat
menjatuhkan nama baik generasi penerus yang menjujung Dienul Islam, menjaga
nama baik lingkungan dimana engkau berpijak. Rasulullah saw. telah bersabda:
“Orang mukmin dengan orang mukmin lainnya itu ibarat suatu bangunan, yang satu
sama lainnya saling kuat menguatkan.” (Hadis riwayat Bukhari, Muslim dari Abi
Musa Al-Asy’ari ra.
Terjemah Kitab Washaya Karangan Syeikh Muhammad Syakir
0 komentar:
Posting Komentar