PELAJARAN KEDUA
Safinatun Naja. Wahai anakku,
sesungguhnya Rabbmu mengetahui apa yang tersimpan dalam hatimu, semua yang di
ucapkan oleh lisanmu dan melihat seluruh perbuatanmu. Karena itu bertaqwalah
pada Allah Yang Maha Agung.
Wahai anakku, hindarilah
olehmu jangan sampai Allah tidak ridla dengan perbuatanmu. Hidarilah olehmu
jangan sampai Rabbmu yg telah menciptakanmu, memberimu rezki dan akal yang
sehat sehingga engkau dapat mengamalkannya dalam hidup dan kehidupan itu, murka
kepadamu. Bagaimanakah perasaanmu bila engkau berbuat sesuatu yang dilarang oleh orang tuamu, sedangkan orang
tuamu melihat pebuatan itu? Tidakkah engkau takut keduanya memarahimu?
hendaklah perbuatanmu terhadap Allah pun demikian. karena Allah selalu
memperhatikan segala perbuatanmu, walau engkau tidak melihat-Nya. Jangan sekali-kali
engkau mengingkari perintah Allah dan jangan engkau melakukan sesuatu yang
dilarang-Nya.
Wahai anakku,
sesungguhnya ancaman dan siksa Rabbmu sangat
keras dan berat. Karena itu
takutlah engkau anakku, takutlah pada murka rabbmu jangan sampai sifat “Halim” (kebijakan) Allah
membujuk dirimu. “Sesungguhnya Allah
menangguhkan siksanya pada orang yang zalim sampai dengan Allah menyiksanya,
sehingga dia tidak dapat lepas dari
adzab yang pedih.” (Hadis ini “Syarif” diriwatkan oleh Bhukhari, Muslim,
Tirmizi, dan Ibnu Majah dari Abi Musa Al-Asy’ari dari Nabi saw.).
Wahai anakku,
sesungguhnya dalam taat pada Allah itu terdapat kenikmatan dan kebahagiaan yang
tidak dapat di dicapai, kecuali dengan berulangkali menghadapi cobaan. Karena itu anakku, taatlah kepada Rabbmu
dengan sikap tabah menghadapi cobaan, agar engkau mendapat kenikmatan dalam
beribadah dan kebahagiaan dalam taqwa pada Allah, sehingga engkau dapat
mengetahui dan merasakan keiklasanku dalam menasehatimu.
Wahai anaku, sungguh
pada mulanya akan kau dapati perasaan berat untuk taat pada Allah. Tabah dan
sabarlah menghadapi hal itu, sehingga ketaatanmu pada Allah mejadi suatu
kebiasaan yang engkau lakukan dengan penuh kesadaran.
Wahai anakku, mawas
dirilah ketika engkau berada dibangku sekolah kala engkau belajar, membaca dan
menulis. Dianjurkan padamu agar menghafal Al Qur’anul Karim. Apakah engkau
tidak merasa malu di sekolah dan dihadapan gurumu bila engkau tidak mematuhi
tata tertib, padahal dirimu dituntut untuk itu. Karena itu ingat lah! Pada hari
ini engkau telah mengetahui keutamaan dalam menuntut ilmu dan engkau telah tahu
bahwa gurumu adalah orang yang selalu berusaha bagi kemaslahatan (kebaikan)
dirimu.
Wahai anakku, dengar
dan perhatikan nasihatku, sabarlah dalam
taat kepada Allah, seperti kesabaranmu dalam belajar disekolah. Suatu
saat engkau akan mengetahui faedah nasihat ini dan akan jelas suatu yang kau
rasakan bila dirimu mendapat pertolongan Allah untuk melaksanakan nasihat-nasihat
gurumu.
Wahai anakku, janganlah
kau mengira bahwa bertakwa kepada Allah cukup dengan sholat, shaum (dibulan
Ramadhan) dan ibadah-ibadah sejenisnya saja. Sesungguhnya taqwa pada Allah itu
mencakup segala hal. Sebab itu bertaqwalah kepada Allah dalam beribadah pada
Robbmu, jangan sekali-kali engkau mengingkari dalam bergaul dengan
teman-temanmu, jangan sampai menyakiti
hati mereka. Bertaqwalah pada Allah dalam menegakkan Dien-mu, jangan
sekali-kali engkau khianati ketentuan Allah dan pertahankanlah jangan samai
Dien-mu dikuasai musuh. Bertakwalah pada Allah, jangan menunda-nunda ibadah
dikala sehatmu dan jangan hiasi dirimu kecuali Ahlaqul Karimah (akhlaq yang
mulia).
Wahai anakku, Rasullah
saw. telah bersabda: “Bertaqwalah pada Allah dimana saja engkau berada,
ikutilah segera perbuatan jelek (maksiat) dengan perbuatan baik (ibadah), maka
ibadah itu akan menghapus dosa dari maksiat. Dan berakhlaq baiklah dihadapan
umat manusia.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim dari Abu
Dzar dan Mu’adz bin Jabal).
Terjemah Kitab Washaya Karangan Syeikh Muhammad Syakir
0 komentar:
Posting Komentar