PELAJARAN KEEMPATBELAS
Safinatun Naja. Wahai anakku, ‘iffah
(menjaga diri dari sesuatu yang haram)
adalah sebagian dari akhlaq orang-orang yang mulia, termasuk sifat orang-orang
yang beramal baik. sebab itu engkau harus memiliki akhlaq yang mulia itu agar
menjadi suatu watak yang tertanam dalam jiwamu.
Sebagian dari ‘iffah
ialah berusaha untuk menjadi orang yang hidup sederhana, tidak merasa berat
untuk memberi makan dan minum kepada orang yang sangat membutuhkannya, juga
kepada kawan yang lain. Dahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan
pribadi.
Bagian lain dari ‘iffah
ialah jangan sekali-kali engkau melihat sesuatu milik orang lain dengan maksud
untuk memilikinya (thama’), jangan pula engkau terlalu rakus dalam makan dan
minum untuk mengejar kesenangan sementara.
Wahai anakku, termasuk
‘iffah pula jika engkau dapat membagi dan membedakan kepentingan untuk pribadi
serta kepentingan hawa nafsumu. Janganlah engkau memperturutkan kehendak hawa
nafsumu dalam mencari kepuasan yang hina, perbuatan seperti ini hanya dilakukan
oleh orang-orang dzalim (berbuat kerusakan), orang-orang yang rendah akhlaq sajalah
yang selalu memperturutkan hawa nafsunya.
Wahai anakku,
sesungguhnya orang kaya yang mengisi perutnya dengan roti (makanan enak) sama saja
dengan orang fakir yang mengisi perutnya dengan makanan yang tidak enak, karena
titik akhir dari semua itu adalah berupa kotoran.
Wahai anakku, jadilah
engkau seorang yang berjiwa mulia dengan berbuat ‘iffah, janganlah engkau
mengotori kemuliaan dirimu dengan makanan yang engkau makan dengan cepat,
hingga tak tak terasa kelezatannya dan di mana saja kau berada hindari cara
makan yang rakus agar engkau tidak mendapat celaan.
Wahai anakku, bagi yang
belum memilikinya, ’iffah merupakan suatu perisai diri. Peliharalah perisai
tersebut yang akan mengantarkan dirimu kedalam ketenteraman dan kemuliaan
hidup, baik dalam pandangan ulama ataupun dalam pandangan orang awam (umum)
Wahai anakku, takutlah
engkau dari segala perbuatan haram. Apabila engkau berjalan di keramaian, maka
janganlah engkau memenuhi arah pandang matamu terus menerus kepada kaum wanita,
begitu pula sebaliknya. Janganlah engkau asyik berbicara dengan wanita yang
bukan mahram dan bukan sanak saudaramu (sekalipun itu teman belajar).
Hindarilah olehmu berdua dengan wanita, perbuatan seperti itu diharamkan
untukmu. Berpegang teguhlah kepada firman Allah: “Katakanlah kepada
orang-orang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci dari mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka berbuat.” (QS. An-Nur: 30)
Wahai anakku, dalam
suatu hadits riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Dawud dari Anas bin Malik,
diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari
Shafiyah ra. Menerangkan: “Sesungguhnya syaitan itu menelusuri tubuh anak
Adam (umat manusia) untuk menggodanya seperti beredarnya darah di dalam tubuh.”
Kaum Wanita adalah tali pengikat bagi
syaitan untuk menjerumuskan orang-orang yang beriman lemah.
Wahai anakku, takutlah
dan jangan sampai syaitan menarik dirimu ke arah perangkap yang telah
dipasangnya dengan memperturutkan hawa nafsu yang tercela, sehingga dirimu
terjerumus ke jurang dosa besar dan kemungkaran dengan melakukan perzinahan dan
lain sebagainya.
Wahai anakku, ingatlah
firman Allah: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS.
Al-Israa’: 32)
Wahai anakku, wasiatku
padamu, hendaklah engkau menjaga diri dari godaan dan bujuk rayu syaitan serta
dari syahwat yang keji. Sesungguhnya Allah swt. selalu mengawasimu, sekalipun
engkau berada di tempat sepi dan Allah akan menghisab (menghitung) segala amal
perbuatanmu.
Wahai anakku, terimalah
nasihatku ini. Ingatlah selalu setiap saat, lebih-lebih di kala engkau tertarik
melakukan sesuatu yang jelek dengan memperturutkan syahwat yang hina. Mintalah
perlindungan-Nya dari godaan syaitan yang terkutuk, dengan membaca: “A’uudzuubillaahaminas
syaithaanir rajiim.” Hadapkanlah dirimu kepada Allah dengan niat yang suci
murni, mintalah keselamatan kepada Allah dari godaan dan rayuan syaitan. Wahai
anakku, sesungguhnya Allah menguasai, menjaga dan memelihara dirimu dengan
rahmat dan petunjuk-Nya.
Terjemah Kitab Washaya Karangan Syeikh Muhammad Syakir.
0 komentar:
Posting Komentar